Wednesday 11 April 2018

Unsur Kelompok Sosial dalam Film Rumah Tanpa Jendela


Dalam film Rumah Tanpa Jendela ini, ada beberapa Kelompok-Kelompok Sosial yang akan coba kami membahasnya dalam makalah kami. Kami akan coba menceritakan beberapa kejadian, lalu menyebutkan beberapa kelompok-kelompok sosial yang ada dalam adegan film tersebut.

Ada banyak sekali pengelompokan individu dalam lingkungan sosial yang memang tidak bisa dihindari bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang artinya manusia tidak bisa hidup sendiri dan manusia perlu hidup berkelompok. Dalam film Rumah Tanpa Jendela ini ada beberapa bukti bahwa manusia butuh dengan manusia lain seperti halnya kehidupan nyata film ini mengelompokkan beberapa manusia.

Bisa kita lihat di awal film Rumah Tanpa Jendela ini, sudah menunjukan adanya kelompok sosial, seperti yang ada pada adegan saat Rara bersekolah di Sekolah singgah. Disana Rara dan teman-temannya belajar bersama dan diajari oleh ibu guru Alya. Dalam proses belajar itu Rara dan teman-temannya disuruh untuk mengarang tentang impian mereka dan setelah itu bu Alya membacakan karangan yang telah dibuat. Dari peristiwa yang sudah ada kita bisa tahu bahwa sekumpulan pelajar yang ada di sekolah singgah adalah sekumpulan kelompok yang dapat kita kategorikan kedalam Reference groups, selain hal itu, peristiwa di atas juga membuktikan adanya kepentingan yang sama, yaitu kepentingan untuk belajar dan bukan hanya itu saja tetapi ada pula dasar terbentuknya kelompok adalah faktor tempat tinggal yang sama.

Pada awal film sudah bisa kami lihat kelompok-kelompok sosial sekaligus interaksi yang terjadi pada kelompok tersebut. Namun, bukan hanya itu saja karena masih banyak kelompok-kelompok yang ada pada film tersebut, yang pastinya kita akan mencoba membahas lebih banyak lagi tetang materi ini.

Setelah satu contoh peristiwa yang kami contohkan ternyata masih ada lagi peristiwa yang berkaitan dengan kelompok sosial dalam film ini. Seperti kelompok kecil, Kelompok patembayan, Cressive Group dan masih banyak kelompok-kelompok yang lainnya.

Kami akan coba ambil salah satu peristiwa yang ada dalam film tersebut yaitu adegan saat Aldo keluar dari sanggar lukisnya dan adapula kejadian saat rumah Rara kebakaran disituasi itu banyak sekali individu yang berkumpul dan bergotong royong untuk memadamkan api yang membakar rumah Rara. Kondisi seperti yang ada pada kedua peristiwa tersebut itulah yang menciptakan sebuah kelompok yang bersifat semu berupa kelompok kerumunan.

Kami juga menemukan sebuah kelompok kecil berupa keluarga inti didalam film Rumah Tanpa Jendela tersebut. Adegan yang terjadi saat ayah Rara bercerita tentang tupai dihadapan Rara dan didengar oleh Si mbok disituasi seperti itulah adanya keluarga yang berkumpul membentuk kelompok kecil. Selain itu ada juga adegan disaat seluruh anggota keluarga Aldo berkumpul untuk melaksanakan ibadah sholat shubuh di situasi itu juga terbentuknya kelompok kecil berupa keluarga inti dan dalam kondisi itu menerangkan sebuah tugas keluarga sebagai sosial religius.

Pada adegan atau peristiwa film tersebut, ada beberapa kelompok yang pada umumnya ada diberbagai sudut kota yaitu kelompok berupa masyarakat. Kami coba ambil contoh interaksi masyarakat yang ada dalam film tersebut, seperti adegan disaat Raga ayah dari Rara pulang berjualan ikan lalu warga atau masyarakat sekitar menghampiri Raga untuk mengkritik karena anak dari Raga yaitu Rara telah mempengaruhi teman-temannya untuk memiliki impian yang sama. Oleh sebab itu, masyarakat sekitar mengkritik karena mereka merasa impian untuk memiliki jendela adalah impian yang hanya menyusahkan orang tua. Seperti itulah sedikit interaksi yang dilakukan oleh masyarakat di dalam film tersebut.

Selain itu ada beberapa kelompok yang berkumpul atas dasar ciri tertentu seperti kelompok remaja yang berusia sama. Hal seperti itu bisa kita temukan dalam film Rumah Tanpa Jendela, kita lihat saja Rara dengan aldo dan beberapa anak-anak pemulung lainnya mereka hampir memiliki usia yang sama dan beberap kekurangan yang sama. oleh karena itu, mereka bisa saling mengenal dan membangun kelompok statistik. Bukan hanya itu saja, karena ada beberapa kelompok statistik lainya seperti andini kakak dari Aldo yang selalu bermain dan berkumpul dengan teman-teman yang berusia sama.

Kami mencoba untuk mengulas lagi tentang awal dari film ini karena ada juga kelompok sosial berupa Publik, seperti halnya adegan dimana bu guru Alya mengajar dihadapan anak-anak pemulung. Selain kejadian itu, adapula saat Andini mengikuti bimbingan belajar bahasa inggris, dalam kondisi seperti itu terbentuklah kelompok sosial berupa publik karena sebagian besar individu menjadi khalayaknya.

Ada pula kelompok semu atau kelompok yang hanya sementara terbentuknya seperti kelompok massa. Adanya kelompok massa dalam film Rumah Tanpa Jendela ini membuat film ini lebih berfariasi, Kami ambil contoh dari adegan saat acara pesta ulang tahun Andini yang ke 17 tahun, dalam adegan itu terlihat jelas adanya massa yang melihat pertunjukan dari bandnya Adam. Banyaknya orang disana bersorak-sorak, memberi tepuk tangan untuk bandnya Adam. Dalam situasi seperti itu bisa dikatakan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama yaitu tujuan untuk menghadiri acara ulang tahun Andini dan tujuan untuk menyasikan bandnya adam dan yang sudah jelas kelompok ini akan bubar saat acara pesta juga berakhir.

Mungkin hanya itu saja yang bisa kami jelaskan tentang unsur-unsur kelompok sosial dalam film Rumah Tanpa Jendela, bisa jadi ada banyak lagi beberapa hal yang bersangkutan dengan Sosiologi.

Tokoh-tokoh dalam Film:
  • Rara
  • Raga (Ayahnya Rara)
  • Si Mbok (Neneknya Rara)
  • Ibu Guru Alya (Gurunya Rara)
  • Bude Asih (Budenya Rara)
  • Dafah (Temannya Rara)
  • Sari (Temannya Rara)
  • Rafli (Temannya Rara)
  • Rio (Temannya Andini)
  • Aldo
  • Adam (kakak pertamanya Aldo)
  • Andini (kakak kedua Aldo)
  • Guru Lukis Aldo
  • Nyonya Ratna (Ibunya Aldo)
  • Pak Syahri (Bapaknya Aldo)
  • Nenek Aisyah (Neneknya Aldo)
  • Siti (Pembatu dirumah Aldo)
  • Tarjo (Supirnya Aldo)
Latar Tempat:
  • Kawasan kumuh di Jakarta
  • Bandara
  • Rumah Aldo
  • Rumah Rara
  • SD menteng
  • Sanggar Lukis
  • Sekolah singgah
  • Rumah Kosong
  • Jalan Raya
  • Kolam Renang
  • Villa pak Syahri
Beberapa hal yang perlu saya catat dalam catatan penting saya adalah hal-hal yang berhubungan dengan materi Sosiologi dan beberapa hal yang memang penting untuk dicatat.

Menurut saya, film tersebut mempunyai banyak sekali adegan-adegan yang berkaitan dengan materi Sosiologi. Yang sudah pasti ada dalam film tersebut, yaitu adanya proses sosial berupa komunikasi dan kontak sosial, di luar hal itu juga masih ada beberapa materi lainnya.

Kita bisa lihat dari segi nilai dan norma, didalam film Rumah Tanpa Jendela terdapat banyak sekali pelanggaran norma dan beberapa macam nilai sosial yang patut di contoh. Kita ambil saja beberapa adegan seperti adegan rasa iri seorang temannya Rara yang melihat Rara mendapat uang pemberian dari Aldo sehingga Rara didorong hingga pingsan. Selain itu, ada nilai yang positif seperti rasa peduli Aldo dan neneknya terhadap keluarga Rara dan teman-teman pemulung lainnya.

Ada pula beberapa kelompok sosial yang ada dalam film tersebut, yang bisa kita lihat seperti kelompok kecil yang ada yaitu keluarga Aldo dan keluarga Rara. Selain itu ada pula kelompok berupa komunitas yaitu kumpulan para pemulung yang bisa dikatakan sebagai komunitas pemulung dan banyak beberapa jenis kelompok yang lainnya, mungkin tidak bisa saya sebutkan semuanya karena memang banyaknya kelompok dalam film tersebut.

Konflik yang terjadi di film Rumah Tanpa Jendela adalah konflik yang condong ke arah perbedaan status sosial, namun tidak itu saja karena beberapa permasalah lain juga sering terjadi.

Didalam klimaks dan anti klimaks film tersebut, terjadi suatu hal yaitu yang awalnya andini dan nyonya Ratna yang tidak suka dengan Rara. Namun, pada akhirnya mereka sadar dan mulai menerima perbedaan yang ada. Ending film tersebut berakhir dengan bahagia karena Rara bisa meraih mimpinya untuk tinggal di rumah yang ada Jendelanya, lalu para teman-teman pemulung bisa bersekolah dengan layak di SD menteng.

Labels:

2 Comments:

At 17 April 2018 at 19:38 , Blogger Unknown said...

Mantap sob...
Jalan jalan ke gubuk gua klo ada waktu

www.mbaksay.tk

 
At 17 April 2018 at 20:49 , Blogger Hasbi Ainur Rohman said...

terima kasih sudah mampir.
Siap laksanakan, aku pasti kesana.

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home